Pernahkah Parents melihat Si Kecil menangis atau marah saat harus menunggu? Jangan khawatir! Ini adalah hal yang wajar bagi anak-anak. Kesabaran adalah keterampilan yang perlu dilatih, bukan sesuatu yang otomatis dimiliki sejak lahir. Kesabaran bukan hanya tentang menunggu, tetapi juga tentang mengelola emosi dan memahami bahwa tidak semua hal bisa terjadi seketika. Maka dari itu, kesabaran menjadi salah satu hal yang bisa Parents ajarkan pada Si Kecil.
Bayangkan Si Kecil bisa menunggu dengan tenang saat harus menunggu sesuatu. Misalkan, saat Parents sedang sibuk. Atau bayangkan jika mereka tidak langsung tantrum berlebihan, tetapi tetap sabar saat mainannya rusak. Tentu akan jadi hal yang menyenangkan ‘kan?
Lalu, bagaimana cara mengajarkan Si Kecil untuk bersabar tanpa membuat mereka frustrasi? Sebenarnya bagaimana cara mengajarkan nilai kesabaran kepada anak sejak dini? Yuk, kita bahas bersama cara-cara efektif dan menyenangkan untuk menanamkan kesabaran pada Si Kecil sejak dini!
Mengapa Kesabaran Penting untuk Si Kecil?
Kesabaran merupakan sesuatu yang penting bagi setiap manusia dari berbagai kalangan usia, termasuk untuk Si Kecil. Kesabaran adalah salah satu keterampilan hidup yang akan membantu anak menghadapi berbagai situasi. Baik di masa kini maupun masa mendatang, kesabaran akan jadi hal yang membantunya dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini terbukti dalam beberapa studi yang telah dilakukan.
Sebuah studi dilakukan oleh University of Pennsylvania. Studi ini menunjukkan hasil bahwa anak yang belajar menunda kepuasan sejak dini cenderung memiliki pencapaian akademik lebih tinggi. Mereka juga cenderung memiliki kontrol diri yang lebih baik saat dewasa.
Penelitian klasik Marshmallow Test oleh Walter Mischel di Stanford University juga menemukan hal yang serupa. Diketahui anak yang bisa menunggu lebih lama untuk mendapatkan hadiah (sebagai tanda kesabaran) berbeda dari anak yang tidak bisa menunggu lama. Mereka yang bisa menunggu lama cenderung memiliki kehidupan yang lebih sukses dan stabil di masa depan. Mereka lebih mampu mengontrol impuls dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu, survei dari Harvard University juga menunjukkan hasil yang serupa. Ditemukan bahwa anak yang memiliki tingkat kesabaran tinggi lebih mungkin memiliki hubungan sosial yang lebih baik. Hal tersebut karena mereka bisa mengelola emosi dan bekerja sama dengan orang lain.
Kapan Parents Harus Mulai Mengajarkan Kesabaran pada Si Kecil?
Tidak ada kata terlalu dini untuk mengajarkan kesabaran. Bahkan sejak bayi, anak mulai belajar menunggu saat mereka harus ditenangkan sebelum diberi susu. Atau saat Parents sedang menyelesaikan sesuatu sebelum menggendong mereka. Ini adalah langkah awal dalam membentuk pemahaman bahwa tidak semua hal bisa didapatkan dengan instan. Namun, usia yang ideal untuk mulai membangun kebiasaan sabar adalah saat mereka mulai memahami konsep waktu dan sebab-akibat. Ini berada pada sekitar usia 2-3 tahun. Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan pemahaman bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi dan bahwa menunggu bukanlah sesuatu yang buruk.
Perkembangan Kesabaran Berdasarkan Usia
- Usia 2-3 tahun: Pada usia ini, anak mulai belajar menunggu sebentar sebelum mendapatkan sesuatu. Misalnya, mereka mulai memahami bahwa ketika mereka meminta camilan, Parents mungkin perlu waktu untuk mengambilnya. Parents dapat membantu dengan memberikan pujian atau hadiah kecil saat anak berhasil menunggu dengan tenang.
- Usia 4-5 tahun: Di tahap ini, anak mulai lebih memahami konsep antre. Mereka mulai mengalami situasi di mana mereka harus menunggu giliran saat bermain dengan teman atau saat berada di taman bermain. Kesabaran mereka terus diuji dalam berbagai situasi sosial. Ini adalah momen yang tepat untuk membimbing kesabaran mereka melalui contoh nyata dan pujian positif.
- Usia 6 tahun ke atas: Anak di usia ini lebih mampu mengendalikan impuls mereka dan mulai memahami bahwa usaha itu berarti. Mereka mulai menyadari bahwa usaha yang lebih lama bisa menghasilkan hasil yang lebih baik. Mereka mulai bisa memahami bahwa menunggu dan berusaha lebih lama bisa memberikan hasil yang lebih besar. Misalkan, ketika mereka belajar suatu keterampilan atau mengerjakan tugas sekolah.
Dengan memahami perkembangan ini, Parents bisa menyesuaikan cara mengajarkan kesabaran sesuai dengan usia dan tahap perkembangan Si Kecil. Semakin dini anak terbiasa dengan konsep menunggu dan memahami bahwa kesabaran membawa hasil yang lebih baik, maka itu lebih baik. Hal tersebut karena manfaatnya semakin besar untuk masa depan mereka.
Cara Menanamkan Kesabaran pada Si Kecil
1. Jadi Contoh yang Baik
Si Kecil belajar dari apa yang Parents lakukan. Jika Parents bisa tetap tenang saat menghadapi situasi sulit, anak akan meniru perilaku ini.
Tips:
- Jangan menunjukkan rasa tidak sabar di depan anak, seperti mengeluh saat antre atau marah saat menghadapi keterlambatan yang bisa ditoleransi.
- Gunakan bahasa yang positif, seperti “Kita tunggu sebentar, ya!” alih-alih “Aduh, kenapa lama sekali!”
2. Latih dengan Permainan yang Melatih Kesabaran
Bermain adalah cara terbaik bagi anak untuk belajar. Beberapa permainan yang bisa membantu Si Kecil melatih kesabaran:
- Puzzle: Anak belajar untuk tidak menyerah dan menyelesaikan tugas dengan tenang.
- Permainan kartu atau board game: Mengajarkan anak menunggu giliran dan mengikuti aturan.
- Menanam tanaman: Anak belajar bahwa sesuatu butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang.
3. Beri Tantangan “Menunggu” yang Menyenangkan
Ciptakan tantangan kecil yang mengajarkan Si Kecil untuk menunggu dengan cara yang menyenangkan.
Contoh:
- Minta anak menunggu beberapa menit sebelum membuka hadiah.
- Beri tugas sederhana seperti menunggu timer berbunyi sebelum makan camilan.
- Gunakan “Stopwatch Challenge” di mana anak diminta diam selama beberapa detik atau menit sebelum melakukan sesuatu.
4. Ajarkan Teknik Mengelola Emosi
Kesabaran bukan hanya soal menunggu, tetapi juga mengendalikan emosi saat hal tidak berjalan sesuai keinginan.
Tips:
- Ajarkan teknik pernapasan sederhana: “Tarik napas, hitung sampai lima, lalu hembuskan perlahan.”
- Gunakan kata-kata positif: “Ibu/Ayah tahu ini sulit, tapi kita bisa tunggu bersama.”
- Alihkan perhatian anak saat harus menunggu lama, misalnya dengan bercerita atau bernyanyi.
5. Gunakan Cerita dan Buku sebagai Media Pembelajaran
Anak-anak menyukai cerita. Mereka bisa belajar dengan cara yang menyenangkan, yakni melalui cerita dalam buku. Cerita dalam buku juga bisa menjadi cara efektif untuk mengajarkan kesabaran.
Buku dari Pelangi Mizan seperti Aku Anak Sabar yang terdapat dalam seri Halo Balita bisa membantu anak memahami konsep kesabaran dengan cara yang menyenangkan.
6. Jangan Langsung Memberikan Apa yang Anak Inginkan
Kadang Parents ingin menghindari rengekan dengan segera memberikan apa yang diminta anak. Namun, ini bisa membuat Si Kecil kurang terbiasa menunggu.
Saran:
- Jika anak meminta sesuatu, beri jeda beberapa detik sebelum memberikan.
- Gunakan kalimat seperti, “Tunggu sebentar, ya!”
- Jika anak tetap merengek, alihkan dengan pertanyaan atau aktivitas lain.
7. Ajarkan Konsep Konsekuensi dan Hadiah
Anak perlu memahami bahwa kesabaran membawa hasil yang lebih baik. Parents bisa mengajarkannya dengan cara berikut.
Contoh:
- Jika anak bisa menunggu dengan tenang, beri pujian atau hadiah kecil seperti stiker.
- Tunjukkan contoh nyata, misalnya: “Lihat, kalau kita menunggu kue ini matang, rasanya akan lebih enak.”
8. Berikan Apresiasi Saat Anak Berhasil Sabar
Setiap kali Si Kecil berhasil bersabar, Parents bisa memberikan pujian agar mereka semakin termotivasi.
Contoh:
- “Wah, tadi kamu bisa menunggu dengan baik, hebat sekali!”
- “Ibu/Ayah bangga karena kamu tidak terburu-buru saat menggambar tadi.”
Bagaimana Jika Anak Masih Sulit Bersabar?
Parents, saat anak belum bisa bersabar, jangan khawatir. Belajar kesabaran adalah proses jangka panjang. Jika Si Kecil masih sulit bersabar, coba lakukan langkah berikut:
- Evaluasi penyebabnya – Apakah mereka lelah, lapar, atau bosan?
- Gunakan pengingat visual – Timer atau jam pasir bisa membantu anak memahami waktu tunggu.
- Tetap konsisten – Kesabaran perlu latihan terus-menerus agar menjadi kebiasaan.
- Jangan mudah menyerah – Jika Si Kecil masih belum bisa bersabar, tetap beri dukungan dan latih secara bertahap.
Kesabaran Itu Bisa Dilatih!
Kesabaran bukan bakat bawaan, tetapi keterampilan yang bisa dilatih sejak dini. Parents bisa membantu Si Kecil menjadi anak yang lebih tenang, fokus, dan tidak mudah frustrasi. Parents bisa membantu mereka bersabar melalui berbagai cara. Misalkan, menjadi contoh yang baik, memberikan tantangan menyenangkan, serta menggunakan cerita dan permainan.
Parents, Pelangi Mizan siap membantu Parents untuk mengajarkan Si Kecil agar tumbuh menjadi pribadi yang sabar. Yuk, temukan buku-buku yang penuh dengan cerita inspiratif untuk membangun karakter Si Kecil!😊